Selamat Datang di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim YogYakarta, Mewujudkan Generasi Mumin, Muallim, Mubaligh, Mujahid yang Mukhlis
Home » » TADABBUR ALAM IBNUL QOYYIM PUTRA

TADABBUR ALAM IBNUL QOYYIM PUTRA

Diterbitkan oleh: Ibnul Qoyyim Jogjakarta pada Selasa, 05 November 2013 | 22.43

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


"Ayo semangat! Takbir!" , teriak salah seorang ustadz dibalas sahutan Alllahu Akbar yang menggema ke seluruh penjuru lapangan.
                Hari ini, Selasa 4 Nopember 2013, santri Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra Yogyakarta mengadakan tadabbur alam. Agenda rutin tiap tahun ini dilaksanakan pada senin - selasa 4 - 5 november 2013, yang tepat berkenaan dengan jatuhnya satu muharram. Seperti tahun-tahun sebelumnya tujuan tadabbur alam kali ini adalah pantai Parangtristis.


               
Para peserta adalah para santri dari kelas 1 - 5 kmi. Harusnya kelas 6 ikut juga, namun mereka punya acara ke cangkringan.
                Sebelum dimulai perjalanan, ustadz H. Rohadi Agus Salim, S.Pd, selaku Direktur Ponpes Ibnul Qooyim Putra yang juga mabigus ppiq putra mengingatkan agar selalu berhati-hati dijalan dan memenuhi hati dengan kalimah dzikir. Menganggap perjalanan ini dalam bentuk upaya latihan untuk melatih mental dan kekuatan santri. Dalam sedikit cerita, beliau mengingatkan bahwa dahulu jaman rasulullah belum ada kendaraan bermotor, transportasi hanya dapat mengandalkan hewan tunggangan atau bermodal kaki saja. Padahal jarak-jarak yang ditempuh tak pendek, mekkah-madinah misalnya memerlukan waktu 3 hari untuk dapat mencapainya.
--- 0o0 --
                Ada 15 kelompok dalam perjalanan ini, pembagian dilakukan berdasarkan regu dalam pramuka kemudian ditambah para sangga dan pengurus yang dimasukkan secara merata untuk menjadi pembimbing dan pengawas. Setelah itu apel dan pengecekan persiapan dilakukan.
                Dengan bismillah dalam hati masing-masing, perjalanan akhirnya dimulai. Para santri diberangkatkan dari pondok kurang lebih pukul 17.41. Menapaki setapak demi setapak, langkah demi langkah barisan pemuda-pemuda mujahidin membentang memenuhi jalan. Dibawah komando ust. Ridwan sang pemegang garda depan, para santri berjalan teratur menuju pos 1.
                Hingga tak terasa adzan berkumandang, langit telah menggelap dan matahari telah kembali pada peraduannya. Namun target malam itu memanglah bukan tuk secepatnya mencari masjid dan sholat magrib. Ada satu tempat dimana nanti para santri bisa mengistirahkan diri sejenak dan menyantap bekal yang dibawa.
                Jam telah menunjukkan pukul 19.17 sebelum akhirnya pos 1 terlampaui. Seperti rencana semula, disanalah tempat makan. Dalam remang remang lampu jalan para santri makan bersama.
                Setelah semua usai, tinggalah mencari masjid al Huda yang letaknya tak jauh dari tempat itu. Di masjid itulah para santri mendirikan sholat magrib dan isya.
--- 0o0 ---
                Perjalanan dilanjutkan, kali ini tiada ust. Ridwan didepan. Alhasil mereka yang maju duluan beringinan untuk menjadi lebih dulu dan lebih jauh dari yang lain. Disini jarak makin kian merenggang. Jarak antar gerombolan satu dan lain dapat mencapai 0,5 km bahkan lebih.
                Jalan-jalan yang dilalui pun mulai tak lagi terang benderang seperti sebelumnya. Tiada cahaya bulan ataupun matahari. Jadi, di daerah yang tak diberi penerangan, tak ada yang bisa diharapkan selain lampu-lampu kendaraan yang makin jarang berlalu lalang atau mengandalkan sebuah senter, jika membawanya. Atau jika tidak, siap-siap saja berjalan didalam kegelapan.
                Dengan kelompok-kelompok yang sudah terpisah. Kekompakan antar anggota menjadi satu syarat untuk dapat melewati halangan yang ada. Saling menunggu apabila ada yang sudah kelelahan, saling peka apabila ada sesuatu yang terjadi pada salah satunya.
                Rute yang ditempuh pun tak hanya jalan-jalan raya utama. Tapi juga masuk keluar desa yang jelas tak seramai jalan biasa.
                Yang perlu diberikan penghargaan adalah mereka para santri kelas 1 yang tak menunjukkan kelelahan berarti. Bahkan banyak diantara mereka yang konstan melaju di  garis depan bersama kakak-kakak kelasnya.
                Walaupun begitu, asatidz selalu ada untuk memberi pengarahan jalan dan turun sebagai tim penolong. Yang tugasnya adalah membawa santri yang sudah tak kuat dan tertinggal untuk diangkut ke depan. Dengan motor, mereka sibuk wara-wiri untuk memberikan langkah sigap jika ada sesuatu yang terjadi.
                Pukul 12 malam, di pos terakhir masjid pdhi. Para santri yang sudah hampir menyelesaikan perjalanan malam itu mulai terlihat. Yang pertama sampai kesana adalah yunus, seorang santri kelas 3 kmi yang tak bisa diremehkan staminanya dalam berlari.
                Setelah itu, santri lain mulai berdatangan. Kaki yang sudah tak bersahabat menjadikan mereka segera membersihkan tubuh dan mengambil posisis tidur untuk beristirahat. Memulihkan tenaga, menanti hari esok tuk menikmati laut dan segala didalamnya.
--- 0o0 ---
                Tak terasa, malam itu begitu singkat untuk diresapi. Hingga adzan shubuh berkumandang, masih banyak santri yang terlelap dalam tidurnya. Kalau bukan ustadz yang ambil bagian, mungkin mata-mata yang terpejamam itu tak akan mudah terbuka.
                5 menit berselang mereka yang sudah terbangun segera beranjak tuk berwudlu dan melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Usai itu, tiada agenda pasti. Mereka yang mau melanjutkan istirahat dipersilakan, begitu pun dengan urusan mck. Sekedar mengobrol atau memakan sesuatu makanan yang dibawa.

                Barulah pada pukul 5, dibawah komando ust ridwan para santri diminta untuk menge-pack barang bawaan, berkumpul dan berbaris untuk melakukan pengecekan anggota dan pemanasan sebentar.
                Pukul 5.15 berangkatlah lagi barisan mujahidin itu. Berjalan menuju pantai parangtritis tuk menyeleaikan misi pertama. Karena kaki tak lagi dalam kondisi fit, maka barisan itu bergerak tak secepat saat berangkat.
                1 jam dalam gerakkan lambat, pasir pantai mulai terlihat.
Deru ombak mulai dapat terdengar. Menandakan pantai itu tak akan jauh lagi. Pukul 6.30 barulah kaki itu menginjak pasir pantai. Didepan sana nampak lautan tak berbatas, dengan ombak yang mengaung-ngaung.
                Setelah menemukan tempat yang tepat, asatidz menyuruh untuk berbaris kemudian beristirahat sejenak. Dan lupa mempersilahkan memakan roti yang dijadikan "barang keselamatan" pada apel pertama.
                Memandangi lautan yang penuh aneka ragam panorama menjadikan waktu yang diberikan hanya terasa sedikit sekali. Para asatidz juga telah usai mebagi tugas untuk memberi berbagai "permainan" yang seru. Setiap kelas sudah dibagi para "algojonya".
                Dan "permainan" dimulai. Berbeda "algojo"nya berbeda pula jenis "permainan"nya. Ada yang berlari kecil, adu panco, adu sumo, ataupun bentuk permainan fisik yang menguras tenaga. Seperti, merayap dan bergulingan dipasir, melompat pada punggung teman sampai push up berjamaah. Itulah ciri khas ppiq putra. Walau berbagai macam permainan tadi agak keras namun para santri amat sangat menikmatinya. Tawa dan bahagia menyatu dalam keseruan. Menghapus segala keluh kesah dan menghilangkan rasa sakit yang dirasa sebelumnya. Saat itu, semua santri benar-benar masuk dalam semangat yang menggelora, dan perasaan keyakinan untuk dapat melakukan apapun tanpa sedikitpun keraguan.

--- 0o0 ---
                Pukul 7.45 berakhirlah "permainan" itu. Kini saatnya untuk bersenang-senang. Asatidz membebaskan para santri untuk bermain-main dengan air. Tak mau melewatkan kesempatan itu, mereka segera terjun dalam derasnya ombak dan menikmati suasana lautan yang tak bisa ditemui disembarang tempat.
  Acara di pantai ini berakhir pukul 9.30, setelah itu asatidz menyarankan untuk beristirhat sembari menunggu makan pagi dan jemputan datang. Mereka pulang dari parangtristis tepat di tengah hari, pukul 12 dengan menaiki 4 buah truk.


               






             


Bagikan artikel :

0 comments :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Support : TIM Redaksi Ibnul Qoyyim
Web: ibnulqoyyimyogyakarta.sch.id
Copyright © 2015. Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta - All Rights Reserved
Kritik dan Saran Kami Persilahkan kirim ke ibnulqoyyimjogjakarta@gmail.com